Senin, 31 Oktober 2011

Halitosis yang Mengganggu??

Pengertian
Bau Mulut (Halitosis) adalah bau nafas yang tidak enak, tidak menyenangkan dan menusuk hidung. Halitosis sering mendatangkan banyak kesulitan dalam kehidupan, kejangkitannya terbagi dua jenis yaitu bersifat dari rongga mulut dan bersifat bukan dari rongga mulut. Sedangkan ludah juga memainkan peranan penting penyebab halitosis atau mulut busuk. Komposisi dalam ludah selain membantu pencernaan dan pelicinan, juga berfungsi membersihkan rongga mulut.
Patofisiologi
Nilai pH dalam rongga mulut umumnya 6,5, kalau nilai itu bertambah banyak atau mengandung materi lain, akan berubah menjadi alkali dan menimbulkan bau busuk, apalagi nilai pH mencapai 7,2 ke atas, akan lebih mendorong pertumbuhan kuman negatif Granstrom, sehingga memungkinkan penguraian protein melepaskan bau busuk, apalagi kalau yang dilepaskan sulfida yang mudah menguap bau mulut akan lebih-lebih tidak menyedapkan. Maka, ketika mulut kering atau kurang melakukan gerak penelanan mudah menimbulkan mulut busuk.
            Riset kedokteran modern menunjukkan, sebab fundamental penyakit halitosis ialah menurunnya daya kekebalan organ tubuh, mengakibatkan ketidakseimbangan fungsi isi rongga perut dan dada, sulit menyeimbangi dan mengekang bakteri patologi yang dapat menghasilkan gas busuk senyawa. Ketika bakteri patologi berkembangbiak sampai jumlah tertentu, akan menghasilkan gas busuk senyawa yang berkepadatan tinggi ketika bakteri-bakteri itu menyerap dan mengurai gizi dalam tubuh manusia, dan gas busuk itu setelah mencapai kepadatan yang cukup tinggi akan masuk ke dalam darah, dan oleh darah gas tersebut dibawa ke paru-paru dan lambung, kemudian dibuang keluar tubuh lewat rongga mulut dan hidung. Maka, halitosis juga merupakan sinyal pelbagai penyakit yang tak boleh diremehkan, maka pengobatannya juga perlu dipentingkan.
Etiologi
Jika bau nafas yang sebelumnya normal berubah menjadi halitosis, maka penyebabnya adalah makanan (misalnya bawang mentah, bawang putih, kol), vitamin (terutama dalam dosis tinggi), kebersihan gigi yang jelek, gigi karies, merokok, alkohol, infeksi tenggorokan, sinusitis, infeksi paru-paru, penyakit gusi (gingivitis, gingivostomatitis), abses gigi, impaksi gigi, benda asing di hidung (pada anak-anak), serta obat-obatan (paraldehid, triamteren dan obat bius yang dihirup, suntikan insulin).
Selain itu terdapat beberapa penyebab yang dapat menimbulkan halitosis, yaitu: Pertama, penyakit dalam rongga mulut. Mudah membiakkan kuman, khususnya anaerobe, sulfida yang diuraikannya dapat mengeluarkan bau busuk sehingga menimbulkan halitosis. Kedua, penyakit lambung dan saluran usus. Karena penderita yang lambungnya terinfeksi pylorus bakteri Helico, tingkat kejangkitan halitosis lebih tinggi daripada yang tidak terinfeksi, sedangkan pengobatan pylorus bakteri Helico, dapat menurunkan dengan nyata tingkat kejadian halitosis. Sebabnya mungkin karena infeksi pylorus bakteri Helico menimbulkan sulfida dan mengakibatkan halitosis.
Ketiga, orang yang sering merokok, minum arak dan kopi serta mengkonsumsi makanan pedas seperti bawang, kucai dan lain sebagainya mudah menimbulkan halitosis. Keempat, diet untuk mengurangi berat badan, tidak bernasu makan karena sakit, menurunnya fungsi kelenjar ludah orang lanjut usia, wanita dalam masa haid dapat mengalami halitosis karena sekresi ludahnya berkurang sebagai akibat kekacauan endokrin yang pada kenyataannya menguntungkan pertumbuhan kuman anaerobe, sehingga halitosis sudah pasti akan terjadi.
Kelima, halitosis gadis remaja. Anak perempuan ketika memasuki masa pubertas, fungsi kandung telurnya masih belum sempurna, tingkat hormon seksnya masih relatif rendah, daya tahan organ rongga mulut akan penyakit menurun, mudah terinfeksi kuman dan menimbulkan halitosis. Keenam, obat-obatan yang dapat mengurangi sekresi ludah. Obat-obatan Barat seperti obat penenang, obat penurun tekanan darah, atropine, obat ethakrinik dan obat tradisonal Tiongkok yang bersifat hangat.
Ketujuh, ketoacidosis penderita kencing manis atau penderita koma hati, serta sejumlah penyakit saluran pernapasan juga dapat menimbulkan halitosis. Kedelapan, sembelit dalam jangka panjang, memungkinkan materi beracun yang dihasilkan dalam badan tidak dapat terbuang tepat waktu, diserap darah dan menimbulkan halitosis, kembung, nafsu makan berkurang, mudah naik pitam dan gejala lainnya. Kesembilan, makan malam terlalu kenyang atau mengkonsumsi banyak hidangan daging dan berlemak serta pedas, selang waktu makan malam dan tidur terlalu pendek, sehingga dalam lambung masih tertimbun banyak makanan yang belum tercerna. Ini juga dapat menimbulkan halitosis.
Kesepuluh, tekanan psikologis terlalu besar atau sering stres, apalagi berkurangnya sekresi kelenjar ludah, akan membuat mulut kering dan menguntungkan pertumbuhan anaerobe, sehingga menimbulkan halitosis. Kesebelas, unsur mental. Sebenarnya tidak ada gejala halitosis, dokter dan orang di sekitarnya juga tidak mencium adanya bau tidak sedap dari badannya, tapi si penderita bersikeras tercium bau busuk dari mulutnya, dan selalu merasa orang lain berusaha menghindarinya. Penderita seperti itu akan sangat menderita dalam batin, maka diharapkan orang disekitarnya tidak mendiskriminasinya, melainkan banyak menaruh perhatian dan memberikan keyakinan kepada mereka.
Pencegahan dan Pengobatan
Beberapa jenis cara untuk mencegah dan mengobati halitosis adalah sebagai berikut:
1.    Berkumur setelah makan, menggosok gigi selama tiga menit setelah makan, perhatikan kebersihan gigi palsu dan dilepas waktu tidur. Jaga selalu kebersihan rongga mulut dan perlu melakukan pemeriksaan rongga mulut secara rutin.
2.    Jangan makan terlalu kenyang, apalagi makan malam.
3.    Cegah sembelit, dan jaga kelancaran buang air besar.
4.    Setiap pagi minum segelas air hangat ditambah sedikit garam dalam keadaan perut kosong, untuk mengatur fungsi lambung, ini juga dapat mengurangi timbulnya halitosis.
5.    Mengulum permen vitamin C atau permen karet, menggunakan pasta gigi yang mengandung fluorin dan mengunyah daun teh juga dapat menghilangkan halitosis.
6.    Dalam keadaan biasa, halitosis dapat dicegah dengan memperhatikan sanitasi rongga mulut dan memelihara perawatan gigi.
7.    Banyak minum, melawan bakteri penyebab bau mulut. Tetaplah terhidrasi dan banyak minum. Mulut kering adalah tempat yang nyaman untuk berkembang biak bagi bakteri penyebab bau mulut yang bersarang di lidah.
8.    Kunyah permen karet bebas gula, mengunyah permen karet bebas gula dapat terus menghasilkan air liur yang merupakan cara alami untuk menghilangkan bau mulut.
"Air liur memiliki oksigen yang menjadi musuh alami untuk bakteri yang berbau busuk. Mereka tidak bisa hidup dengan adanya oksigen, sehingga minum air dan mengunyah permen karet bebas gula dapat menghilangkan bau mulut," jelas Dr Katz.
Menggunakan penyegar mulut yang mengandung mint bukan ide yang buruk untuk menghilangkan bau mulut, namun menurut Dr Katz, hal tersebut hanya bersifat sementara.
Deteksi
Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa dirinya memiliki masalah bau mulut atau dalam dunia medis dikenal dengan halitosis. Sebenarnya ada cara mudah untuk mendeteksi bau mulut. Wajar memang jika orang tidak menyadari punya masalah bau mulut, karena otak terbiasa dengan aroma pribadi sehingga otak mengira bau sehari-hari adalah bau yang wajar. Cara mendeteksi halitosis yaitu sebagai berikut:
1.    Cek lidah
Mulailah dengan mengecek lidah. Bila lidah berwarna pink atau merah muda dan mengkilap, berarti menunjukkan napas Anda segar.
"Namun bila lidah berwarna putih dan bersisik, maka itu pertanda bau mulut," jelas Dr Harold Katz, seorang bakteriologi dan pendiri California Breath Clinic.
2.    Jilat punggung tangan
"Mencium napas sendiri di tangan bukan cara terbaik untuk memeriksa halitosis," kata Dr Katz. Menurutnya, cara terbaik adalah dengan menjilat punggung tangan, biarkan kering selama beberapa detik dan kemudian cium permukaannya. Bila berbau tak sedap, maka Anda mengalami halitosis.
Dr Katz menjelaskan, bau mulut memang identik dengan kondisi kesehatan gigi yang buruk. Namun bukan berarti orang yang dengan kondisi gigi baik, tidak berlubang, tidak bisa mengalami halitosis.
"Bau mulut juga berhubungan dengan lidah," jelas Dr Katz.
Menurut Dr Katz, lebih dari 600 jenis bakteri di temukan di mulut. Kebanyakan bakteri terperangkap di bawah permukaan lidah dan dapat menyebabkan bau mulut.
Anjuran Gizi  
1.    Dianjurkan makan hidangan yang agak tawar dan tidak terlalu berminyak, jangan makan kudapan menjelang tidur, kurangilah konsumsi alkohol dan tidak merokok.
2.    Dianjurkan banyak mengkonsumsi buah-buahan segar dan minum teh untuk meningkatkan sekresi ludah.
3.    Hindari makanan penyebab bau mulut, bila khawatir menimbulkan bau, batasi konsumsi makanan seperti bawang putih, bawang merah, kari dan ikan. Minuman yang bersifat asam seperti bir, kopi, wine (anggur) dan soda juga bisa menjadi pemicu bau mulut, karena dapat melepaskan senyawa yang berbau busuk, yang bisa diserap ke dalam aliran darah. Juga batasi coklat dan permen yang bersifat manis, karena kandungan gula dapat membantu bakteri mereproduksi di mulut.
4.    Makan makanan penghilang bau mulut, teh hijau memiliki sifat anti-bakteri yang mengalahkan bau busuk. Cinnamon atau kayu manis juga mengandung minyak esensial yang membunuh banyak jenis bakteri mulut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar